Kamis, 22 November 2012

Kepulauan Seribu Berharap Bantuan Kapal Baru

Bupati Kepulauan Seribu Achmad Ludfi berharap ada penambahan armada pelayaran laut untuk warga Kepulauan Seribu. Saat ini, dua kapal lumba-lumba berpenumpang 100 orang dan enam kapal kerapu berpenumpang 20 orang per unit masih menjadi andalan pelayaran transportasi laut warga. "Susahnya kalau salah satu lumba-lumba rusak, biasanya berpengaruh," kata dia, Kamis, 1 November 2012.

Achmad mengatakan, rute pelayaran Muara Angke-Kepulauan Seribu hanya satu kali dalam sehari. Jadi warga yang memerlukan pelayaran tambahan mesti menggunakan jasa sewa kepala milik masyarakat (ojek). Sedangkan rata-rata harga karcis per satu pelayaran sekitar Rp 32 ribu untuk kapal lumba-lumba. "Kapal warga bisa lebih mahal," kata dia.

Pelayaran warga berlangsung penuh dalam sepekan, khusus Sabtu-Minggu, banyak wisatawan yang ikut berpotensi menaikkan penumpang hingga dua kali lipat. "Kadang warga kami, khususnya mahasiswa dan pelajar, banyak yang berlayar juga."

Bukan hanya itu, kendala lainnya yang dihadapi warga adalah belum optimalnya penggunaan dermaga Kaliadem. Hal ini menyebabkan warga berdesakan antre di Pelabuhan Muara Angke. Kondisi itu cukup mengganggu sebab mereka mesti antre dengan kapal barang. Namun, akibat minimnya sarana pendukung di pelabuhan baru itu, banyak warga ataupun nelayan penduduk menepikan kapalnya di Muara Angke.

Asyuro, warga Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, mengakui hingga kini sebagian besar kapal yang biasa digunakan warga merupakan swadaya masyarakat tanpa alat komunikasi. Jadi hal itu cukup berisiko saat melakukan pelayaran. "Kondisi tempat duduk di kapal swadaya itu masih jauh dari nyaman," kata dia.

Selain itu, mayoritas kapal warga masih digunakan untuk jenis pengangkutan logistik kebutuhan. Sedangkan angkutan jenis penumpang masih bergantung pada kapal angkut milik pemerintah jenis lumba-lumba dan kerapu. "Kami berharap ada kapal lebih besar yang bisa angkut warga dan juga barang," kata dia.

Jika kapal tersebut dipenuhi pemerintah, Asyuro optimistis mobilitas pelayaran warga Kepulauan Seribu meningkat bukan saja dari jenis penumpang, namun juga dari jenis barang atau logistik. "Kekurangannya satu, kapal penumpang namun bisa angkut barang cukup banyak," kata dia.

Sumber : Tempo.co

Tidak ada komentar: