Jakarta, Kompas - Meskipun hujan sudah mulai turun sejak awal Desember 2002, perjalanan laut dari Pos Pelabuhan Marina Ancol menuju Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, menjelang Tahun Baru 2003 nanti diperkirakan tidak akan terganggu cuaca buruk. Para wisatawan yang akan merayakan tahun baru di kawasan wisata bahari di wilayah tersebut dapat berangkat tanpa waswas.
Demikian Shinto, staf Syahbandar Pos Marina Ancol dan beberapa pengemudi kapal yang ditemui di Pelabuhan Marina Ancol, Jakarta, Sabtu (28/12). Kata Shinto, cuaca pada malam pergantian tahun bagus karena cuaca pada hari-hari sebelumnya juga bersahabat. "Dalam beberapa hari terakhir ini, cuaca untuk melaut ke Pulau Seribu cukup bagus, ditandai dengan tiupan angin dan ombak yang kecil," katanya.
Kondisi ini sangat berbeda bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu cuaca menjelang tahun baru tidak sebagus sekarang. "Sepanjang bulan Desember tahun lalu, angin dan ombak di Laut Jawa sangat besar," kata Shinto.
Oleh sebab itu, Shinto memprediksikan, pada tahun ini telah terjadi pergeseran musim. Di saat normal, seharusnya justru menjelang tahun baru, angin akan bertiup kencang lantaran terpengaruh angin barat. Musim barat terjadi antara Agustus hingga Maret dengan puncak ekstremnya terjadi pada Desember sampai Januari. Berdasarkan pada fakta-fakta itu, Shinto memperkirakan ombak dan angin besar baru akan terjadi pada pertengahan Januari sampai dengan Maret 2003.
Nana, seorang penjaga kapal wisata Kepulauan Seribu di Marina Ancol juga mengungkapkan pendapat yang sama. Menurut dia, Laut Jawa menjelang tahun baru nanti relatif tenang. "Kalaupun hujan, akan rintik-rintik saja," kata Nana yang berpengalaman mengemudi kapal boat selama 23 tahun.
Ditambahkan, pada tahuntahun sebelumnya, cuaca pada malam tahun baru sangat tidak bersahabat untuk melakukan perjalanan laut ke Kepulauan Seribu lantaran angin dan ombak besar. Bahkan, pada tahun baru tahun 2000, ombak bisa mencapai ketinggian lebih dari tiga meter, sehingga membahayakan perjalanan.
"Mungkin untuk perjalanan ke pulau yang dekat seperti Bidadari atau Ayer yang hanya memakan waktu 30 menit, tidak terlalu mengkhawatirkan. Akan tetapi, untuk perjalanan ke Pulau Putri atau Pulau Sepa yang bisa makan waktu empat kali perjalanan ke Pulau Bidadari, bisa berisiko," kata Nana.
Kendati demikian, Nana mengingatkan agar pengemudi kapal wisata tetap waspada. Pasalnya, dengan bergesernya musim, cuaca kadang-kadang menjadi tidak menentu sehingga sukar diperkirakan.
Sementara data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyebutkan, Laut Jawa kemungkinan berawan dengan hujan sedang, menjelang pergantian tahun ini. Kecepatan angin berkisar antara lima sampai 27 kilometer per jam, sedangkan gelombang laut lemah dengan ketinggian berkisar nol sampai dua meter.
Tetap tinggi
Meskipun pada hari-hari biasa, jumlah wisatawan ke Kepulauan Seribu menurun, permintaan paket wisata tahun baru ke Pulau Seribu tetap tinggi. Mardi, Manajer Pemasaran Pulau Bidadari mengatakan, permintaan paket wisata akhir tahun ke Pulau Bidadari telah mencapai 70 persen, dari total daya tampung penginapan sebesar 200 orang."Seperti tahun lalu, pesanan akan habis pada tanggal 31 Desember. Saat ini, kami masih punya tiga hari lagi," katanya. Dalam paket tahun baru, Mardi menyediakan wisata selama dua hari satu malam seharga Rp 800.000 per orang dengan diskon 15 persen.
Masih antusiasnya orang berlibur ke Pulau Bidadari, menurut Mardi lantaran pulau itu dekat Jakarta. Selain itu, pasar yang digarap juga pasar domestik yang mengerti kondisi keamanan di Indonesia.
Seperti halnya Pulau Bidadari, Pulau Ayer pun bakal dibanjiri wisatawan pada malam tahun baru. Menurut staf pemasaran Pulau Ayer Johnny OS, seluruh kamar hotel di Pulau Ayer yang berdaya tampung 200 orang telah habis dipesan sejak awal Desember lalu.
Kendati demikian, tidak semua pulau seberuntung Pulau Ayer. Pulau-pulau yang mengandalkan wisatawan asing seperti Pulau Putri justru merana. Nana mengatakan, pada hari normal jumlah wisatawan asing bisa mencapai 1.000 orang per bulan.
Akan tetapi, sejak tragedi Bali, hanya 200 orang per bulan. "Itu pun hanya orang asing yang tinggal di Jakarta. Orang asing yang langsung datang dari negaranya sudah tidak ada lagi," kata dia. Melihat kondisi itu, Nana memprediksikan wisatawan yang mengunjungi Pulau Putri menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (B15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar